KU TAK SALAH MELEPASMU


KU TAK SALAH MELEPASMU


            Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena didalam novel ini syarat makna. Dimana jika kita menelaah dan memahami isi keseluruhan dari novel ini maka kita akan memahami arti keikhlasan, saling menghargai, saling memahami, dan yang terpenting mampu menerima kekurangan dari masa lalu seseorang seutuhnya dan dengan tulus hati.
            Novel ini mengisahkan tentang seorang tokoh utama yang bernama Arif. Putra tunggal dari pasangan Ibu Dewi dan Bapak Andika. Arif kecil tumbuh menjadi anak yang penurut dan patuh kepada orangtua. Namun, seiring berjalannya waktu Arif  besar tumbuh bertolak belakang dari tatanan nilai yang telah ditanamkan sebelumnya. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, dimana Arif yang tumbuh dewasa tanpa dibarengi dengan cinta kasih dari keluarga, berusaha untuk mendapatkan apa yang tidak ia peroleh di lingkungan keluarganya dengan mengikuti gaya hedonisme. Seperti nongkrong dengan teman-teman di diskotik seraya mabuk-mabukan hingga pulang sampai larut malam bahkan tak jarang Arif tidak pulang kerumah. Tindakan Arif yang demikian terjadi tatkala ia acapkali memergoki ayahnya selingkuh dan bertengkar dengan ibunya.
            Suatu ketika Arif mabuk berat di diskotik dan di saat bersamaan, Hengki mendapat kabar duka dari ibunya Arif mengenai kecelakaan yang hampir merenggut nyawa ayah Arif. Tetapi karena Arif dalam kondisi mabuk ia tidak mengendahkan pembicaraan dari temannya. Sehingga Hengky dan kedua temannya yang lain memutuskan untuk mengantar Arif pulang kerumahnya. Namun, setibanya dirumah Arif disambut dengan penuh kegembiraan bercampur kesedihan. Ingin rasanya ibu Dewi melayangkan tamparan untuk melampiaskan kekesalan. Tapi saat ini yang terpenting ialah memberitahu Arif berkaitan dengan keadaan ayahnya (pak Andika) yang sedang sekarat di rumah sakit. Tetapi sepertinya apa yang di sampaikan oleh Ibu Dewi hanyalah kesia-siaan belaka. Arif sedikitpun tak menggubris dan mengendahkan apa yang disampaikan oleh ibunya dan berlalu dari hadapan ibunya menuju kamar sambil mengoceh akan kekesalan kepada sang ayah.
            Keesokan harinya ketika Arif terbangun dari tidurnya ia mendapati kondisi rumahnya tak seperti biasanya. Perlahan ia menapaki anak tangga sambil memerhatikan lamat-lamat yang terjadi di depannya. Lantunan ayat suci Al-Qur’an serta isak tangis dari ibunya disamping jenazah yang terbujur kaku semakin menambah rasa penasarannya. Maka, Arif pun memutuskan mendekati ibunya seraya bertanya tentang jenazah siapa gerangan yang sedang berada di hadapannya saat ini. Betapa kagetnya Arif begitu sadar bahwa jenazah yang terbujur kaku itu ialah sosok yang begitu dikesalkannya yakni ayahnya.
            Seiring kepergian ayahnya untuk selamanya, tak menyurutkan kedukaan dan masalah di keluarga Arif. Mulai dari rentenir yang menyita semua aset keluarganya, hingga penghianatan yang diterima Arif dari teman-temannya (Hengky, Kevin, dan Tomi) bahkan pengkhianatan dari pacar Arif yang telah dianggap paling mengerti keadaan Arif yaitu Ginantri memaksa Arif dan ibunya untuk pindah ke Medan dan memberhentikan bik Inah dan Pak Kasim sebagai pembantu di keluarga Arif.
            Ditengah permasalahan yang silih-berganti menimpa keluarga Arif ditambah lagi kondisi lingkungan yang tidak mendukung memaksa tangan-tangan sang Maha Cinta untuk mendekap hambanya dengan berbagai jalan yang tak diduga-duga. Arif dengan kekesalannya melampiaskan kepada menenggak miras namun diusir petugas keamanan, kemudian ugal-ugalan di jalan, hingga ia memutuskan singgah di suatu bangunan kosong yang hanya di hiasi lampu redup yang tak lain tak bukan merupaka mushola. Ketika ia merebahkan tubuh di depan bangunan itu ia mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an lalu ia mendengar asal-muasal suara yang didengarnya yang tak lain berasal dari dalam bangunan tempat ia rebahan. Saat itulah Arif merasa damai dan tenang dengan alunan suara Al-Qur’an yang didengarnya. Inilah awal pertemuan Arif dengan Ridwan yang mengubah perilaku Arif hingga menjalankan ajaran islam dengan kaffah.
            Akhirnya, dengan sederetan masalah yang bertubi-tubi menimpa keluarga Arif ditambah lagi memang mereka tidak punya apa-apa lagi di Jakarta sehingga keadaan yang demikian mengharuskan mereka untuk pindah ke Medan, yaitu kampung halaman ibunya Arif. Meski Arif dengan berat hati menerima kenyataan ini, namun inilah realita yang harus ia jalani sekarang. Arif dengan Ibu Dewi pun pamit untuk yang terakhir kalinya kepada bik Inah dan Pak Kasim seraya bermaaf-maafan. Sebelum pergi ke Medan, Arif dan Ibu Dewi juga menyempatkan mampir ke pusara almarhum Pak Andika.
            Setibanya di Medan, Arif dan Ibu Dewi harus bekerja keras untuk memenuhi keperluan hidup. Semua pekerjaan di gelutinya, mulai dari menjadi buruh cuci dan menyetrika pakaian dari rumah ke rumah, bahkan Arif pun harus rela menjadi kuli bangunan untuk membantu ibunya. Suatu pekerjaan yang tak pernah terbayangkan oleh Arif sebelumnnya. Tapi, karena Arif memang tidak terbiasa bekerja demikian sehingga pekerjaan yang ia lakukan dirasa sangat lamban. Dan inilah yang memicu si Arif sering dibentak oleh mandor. Karena sang Ibu tidak tahan melihat keadaan Arif yang demikian maka Ibu Dewi pun meminta Arif untuk berhenti sebagai kuli bangunan dan melanjutkan kuliahnya.
            Dengan semangat dan kerja keras Arif pun bertekad untuk melanjutkan kuliah, dan pada akhirnya proses memang tidak pernah mengkhianati hasil yang diperoleh. Arif diterima di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan beasiswa, tepatnya di Fakultas MIPA Jurusan Fisika. Kepergian Arif untuk melanjutkan kuliahnya diikuti pula kepergian sang ibu ke Malaysia untuk menjadi TKW. Sesampainya di Medan Arif dipertemukan dengan sosok malaikat yang siap membantu di kala Arif dalam kesusahan, mereka adalah Mubarok dan Nina. Bahkan, ketika Arif dijambret hingga tak punya apa-apa lagi Mubarok lah yang membantu hingga rela menumpangkan kosnya untuk ditinggali oleh Arif. Mubarok juga dengan tulus ikhlas mengajarkan Arif mengenai tata cara shalat, mengaji, dan menjadi imam yang benar hingga akhirnya Arif menjadi marbut di salah satu masjid dekat kampus dan di ajari Riki cara Adzan yang benar. Dan pada akhirnya Arif mampu mengumandangkan Adzan dengan merdunya.
            Seiring berjalannnya waktu, tak pelak menutup semua kenangan dan jejak kehidupan yang telah diciptakan sebelumnya. Arif dengan kehidupannya yang sekarang tak mungkin ada tanpa kehidupan yang ia jalani sebelumnya. Sesosok Gadis yang tak lain bernama Eva, yaitu gadis yang sempat di tolong Arif ketika ia berada di Jakarta datang menyusul ke Medan hanya untuk menemui kekasih hatinya yaitu Arif. Namun, tatkala sesampainya di sana ia mendapati sosok Arif yang lain dari yang ia kenal sebelumnya. Ia pun mencoba memahami situasi hingga ia dipertemukan dengan gadis yang membantunya saat ia ingin dikeroyok oleh lelaki hidung belang yang sontak dengan mata nanar siap menerkam mangsanya. Gadis yang dimaksud tak lain dan tak bukan ialah Nina. Dari sinilah Eva mulai tertarik untuk belajar tentang Islam mulai dari mengaji, shalat, dan perlahan-lahan mulai menutup diri dengan untaian hijab yang termasuk kewajiban sebagai umat Islam.
            Keberhasilan Eva menjejaki keberadaan Arif ini juga atas bantuan dan dukungan dari Pak Kasim dan Bik Inah yang tak lain merupakan pembantu rumah tangga yang dulunya bekerja untuk keluarga Arif. Tetapi sekarang berhubung kepindahan keluarga Arif ke Medan maka Bik Inah dan Pak Kasim bekerja untuk keluarga Eva.
            Eva merasa tidak terima dengan perjodohannya oleh orangtuanya dengan Farish, dan ia lebih memantapkan hati dengan Arif. Maka dari itu, ia pun memutuskan mencari Arif untuk sebuah kepastian. Betapa kecewa Eva tatkala mendapati Arif tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Lalu Arif pun dengan mantap menambatkan hati kepada Nina, sehingga ia memutuskan untuk melamar Nina. Betapapun demikian, Nina tidak bisa menerima lamaran Arif meski di hati kecilnya ia juga mencintai Arif. Hal ini ia lakukan karena ia menyadari kondisi kesehatannya yang kian memburuk dan hadirnya sosok Eva yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya hanya untuk seorang Arif.
            Eva yang pada awalnya pergi untuk mencari Arif dengan dalih untuk berlibur bersama teman-teman kepada orangtuanya akhirnya diketahui kebohongannya sehingga ayah Eva meminta Farish untuk menjemput dan membawanya pulang. Nina sebagai gadis yang luar biasa, selain tabah, baik, murah hati, serta sifat terpuji lainnya merencanakan pertemuan Arif dan Eva. Namun, agenda yang telah direncanakan terlambat. Eva sudah terlanjur bertolak pulang ke Jakarta. Kepergian Eva yang tanpa kabar juga sempat menimbulkan keresahan di hati Nina.
            Sesampainya di Jakarta ayah Eva naik berang sehingga Eva dikurung di kamar. Syukurlah bik Inah dengan baik hati menuruti pinta Eva untuk keluar kamar. Seraya Eva menapaki anak tangga ia mendapati Farish di ruang tamu sedang berbincang bersama orangtuanya. Eva menatap Farish dengan tatapan sinis, orangtua Eva pun kaget melihat perubahan penampilan Eva yang telah berpakaian muslimah. Farish pun mencoba menyapa dengan lembut seraya mengajak Eva keluar. Tanpa sempat mengiyakan ataupun menolak Farish langsung membopong Eva diikuti senyuman orangtua Eva tanda setuju.
            Namun, ketika Eva berjalan bersama Farish ia memberontak dari Farish yang mengakibatkan ia terlempar ke jalan dan disaat yang bersamaan ditabrak kendaraan yang sedang lewat. Kejadian ini membuat Eva masuk rumah sakit dan melewati masa-masa kritis. Saat ia mulai siuman ia hanya mengigau dan menyebut satu nama yaitu Arif. Maka dari itu Pak Burhan sebagai ayah Eva menangkap apa yang membebani pikiran anaknya sehingga ia bisa senekad itu dan memutuskan untuk menghubungi Arif dan meminta Arif untuk menjenguk Eva. Arif pun mengiyakan permintaan Pak Burhan, kemudian langsung bertolak ke Jakarta.
            Di Medan, Nina mendapat kabar gembira tentang kesembuhan penyakitnya. Ia ingin mengabari berita gembira itu kepada Arif namun urung ia sampaikan ketika mengetahui Arif berencana untuk melamar Eva. Ia cukup bahagia melihat orang yang ia sayang mendapat jodoh yang tepat dan sangat mencintainya meski tidak untuk memilikinya. Rencana lamaran antara Eva dan Arif pun secepatnya di atur dan direstui orangtua dari kedua belah pihak.
             


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KU TAK SALAH MELEPASMU"

Posting Komentar