Aksi Nyata Topik 3 Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I di Sekolah Menengah Pertama

 "TELAAH KESESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN TINGKAT CAPAIAN DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK"

Hasil Observasi Lapangan pada Proses Pembelajaran

Saya merupakan mahasiswa yang ditugaskan melaksanakan PPL 1 di SMP Negeri 27 Banjarmasin. Saya bersama rekan PPL lainnya melakukan observasi karakteristik peserta didik di sekolah tempat kami PPL. Di sekolah ini, menggunakan dua kurikulum, kelas VII sudah memakai kurikulum merdeka namun kelas VIII dan kelas IX masih memakai kurikulum 2013. Pada saat proses pembelajaran dan interaksi sudah optimal. Hal ini dikuatkan dengan adanya projek yang dilakukan secara berkelompok untuk menumbuhkan sikap kolaboratif antar peserta didik. Di awal pembelajaran dilakukan kesepakatan kelas dengan tujuan membuat aturan di dalam kelas termasuk berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. Dalam prosesnya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sangat aktif. Bahkan mereka meminta dan mencari guru agar pembelajaran tetap berlangsung sesuai jadwal pelajaran. Efek pandemi menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam belajar di kelas. Selain itu dilibatkannya peserta didik dalam pembentukan kelompok dan mereka mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Adanya diskusi tanya jawab menjadikan kelas menjadi lebih aktif di dalam kelas.

Guru selalu memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengulang materi sebelumnya dan akan melanjutkan ke materi berikutnya. Hal ini bertujuan untuk mengecek kesiapan belajar peserta didik di awal pembelajaran. Dalam kondisi guru mengetahui kompetensi awal peserta didik yang beragam. Maka guru akan menerapkan strategi pembelajaran yang beragam dengan meminta peserta didik berkelompok dan saling berkolaborasi. Guru selalu memotivasi peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran agar peserta didik memahami materi yang diajarkan. Pada periode awal pembelajaran, guru memberikan tes diagnostik berupa pre-test untuk memetakan kemampuan peserta didik. Hasil tes yang menunjukan keberagaman tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik menjadi acuan bagi guru untuk melakukan proses pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan hasil pre-test, guru akan memberikan bimbingan lebih intensif terhadap peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih rendah agar tidak tertinggal dari teman sejawatnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan bagi peserta didik yang memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan lebih tinggi, guru memintanya untuk membimbing teman sejawat.

  • Kondisi Fisiologis Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi dengan peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin, diperoleh hasil bahwa peserta didik sudah mengalami masa pubertas rata-rata di umur 12 tahun. Dengan rata-rata tinggi badan 130-160 cm dan berat badan 35-60 kg. Mereka telah menggunakan secara optimal fungsi fisiknya seperti bergerak, melihat, membaca, menulis, dan kegiatan lain untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Secara umum kondisi fisiologis peserta didik saya katakan sudah baik.

  • Kondisi Kognitif Peserta Didik

Dalam teori Piaget, tahapan perkembangan kognitif peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11-18 tahun disebut tahap operasional formal. Pada tahap ini mereka mengembangkan alat baru untuk memanipulasi informasi, bisa berpikir abstrak dan deduktif, dapat mempertimbangkan kemungkinan masa depan, mencari jawaban, menangani masalah dengan fleksibel, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa peserta didik kelas VII SMP Negeri 27 Banjarmasin sudah mampu berpikir secara formal sesuai dengan usia perkembangannya.

  • Identifikasi Gaya Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin. Rata-rata lebih menyukai gaya belajar audio, visual, serta verbal. Peserta didik memperhatikan dengan seksama penjelasan guru, mendengarkan segala instruksi dengan baik, dan cermat mencari referensi materi di internet. Gaya belajar peserta didik tergolong sulit direpresentasikan dengan pengamatan observasi semata. Perlu adanya tindak lanjut untuk mengetahui dengan cermat tentang gaya belajar mereka di kelas.

  • Perkembangan Emosi

Peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin memiliki keberagaman dalam berekspresi. Ekspresi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ada yang suka bertanya kepada guru, ada yang suka berbicara dengan temannya ketika sudah selesai mengerjakan tugas, dan ada yang fokus menulis hal lain di halaman buku tulisnya. Namun, walaupun ada beberapa peserta didik yang mengekpresikan emosinya dengan mengerjakan hal lain yang tidak disuruh guru dan bercanda dengan teman sehingga membuat kebisingan, pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

  • Perkembangan Sosial

Berdasarkan observasi didapatkan hasil bahwa rata-rata peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin mudah beradaptasi dengan lingkungan baru atau tempat baru. Ketika ditanya apakah dapat mengambil keputusan sendiri, mereka mengatakan bahwa mereka dapat mengambil keputusan sendiri. Mereka memiliki kelompok pertemanan. Orang tua dan teman dapat mempengaruhi sikap mereka dalam kegiatan sehari-hari. Dalam menyelesaikan tugas tepat waktu, umumnya mereka menyelesaikan tugas tepat waktu dan sering menolong teman yang sedang mengalami kesulitan.

  • Perkembangan Moral/Spiritual

Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin perkembangan moral/spiritual peserta didik ditunjukkan dengan sikap ramah dan patuh kepada guru, menjaga kebersihan dan keindahan kelas, serta patuh menjalankan kewajiban sebagai insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Perkembangan moral/spiritual peserta didik ditunjukkan dengan sikap yang baik saat pembelajaran berlangsung.

  • Motivasi Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa peserta didik SMP Negeri 27 Banjarmasin memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peserta didik yang terlibat aktif memberikan respon selama diskusi atau aktivitas tanya jawab selama pembelajaran. Mereka cukup antusias dalam belajar dengan mencari referensi lain tidak hanya terpaku pada materi yang diberikan guru saja dan fokus dalam memerhatikan setiap penjelasan guru.

  • Lingkungan kelas aman

Lingkungan kelas SMP Negeri 27 Banjarmasin tergolong aman terhadaap gangguan orang luar yang tidak berhubungan dengan sekolah karena di kelilingi oleh pagar pembatas dengan akses keluar masuk hanya lewat pagar di depan.

  • Lingkungan kelas berpihak pada ekosistem pembelajaran

Pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah berpusat pada peserta didik melalui kegiatan diskusi dan presentasi kelompok sehingga peserta didik dapat bereksplorasi dan berekspresi secara teratur dalam pembelajaran. Suasana yang demikian memperlihatkan bahwa suasana kelas berpihak pada peserta didik. 

Kesesuaian Hasil Observasi dengan Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi

SMP Negeri 27 Banjarmasin terdiri dari beragam etis, budaya, agama yang tersebar dalam rombel, sebagai langkah penyusunan perencanaan pembelajaran secara rutin pihak kurikulum melalui Tim Pengembang Kurikulum akan mengadakan review kurikulum, sehingga setiap tahunnya SMP Negeri 27 Banjarmasin memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum pemerintah, termasuk di dalamnya pihak sekolah akan memodifikasi modul ajar yang disesuaikan dengan keadaan sekolah. Sebagai satu diantara kebijarakan sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, SMP Negeri 27 Banjarmasin telah menerapkan paradigma baru pendidikan yaitu fokus pembelajaran berada pada peserta didik (student center) dan guru leluasa untuk merencanakan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa SMP Negeri 27 Banjarmasin di awal pembelajaran melaksanakan tes diagnotik untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik, minat dan bakat peserta didik, hal ini merupakan satu diantara bukti bahwa SMP Negeri 27 Banjarmasin telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan kebutuhan peserta didiknya.

Pada awal pembelajaran telah dilakukan pre-test sebagai bagian dari asesmen diagnostik untuk menilai kemampuan awal peserta didiknya di kelas, selain itu juga guru selalu melakukan apersepsi untuk mengingatkan pembelajaran sebelumnya dan peserta didik dapat menghubungkan pada materi selanjutnya yang akan dibahas, kemudian dalam proses pembelajaran guru tetap memperhatikan keaktifan peserta didiknya, jika memang ada yang terlihat tidak aktif maka akan dilakukan bimbingan, selain itu juga peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata akan diminta untuk membantu rekan lainnya dalam pembelajaran, sehingga secara bersama-sama dalam proses pembelajaran dalam dilaksanakan secara efektif.

Belajar secara berkelompok pun diterapkan agar peserta didik mampu untuk berkolaborasi dengan rekannya. Untuk tugas, peserta didik dibebaskan untuk membuat tugas berdasarkan minatnya. Sebelum memulai pembelajaran Guru telah melakukan strategi pemetaan karakteristik peserta didiknya didalam kelas, misalnya dalam kesiapan belajar peserta didik akan diminta membuat kesepakatan kelas yang didalam nya termuat aturan-aturan kelas termasuk berdoa sebelum memulai pembelajaran, terkait minat/motivasi belajar tidak perlu diragukan lagi bahwa peserta didik sangat semangat untuk mengikuti setiap pembelajaran ekonomi, dan yang terakhir adalah profil belajar akan didapatkan dari hasil asesmen diagnostik serta dari hasil tes skolastik.

Rancangan/Rencana Aksi Nyata

Setelah dilakukan refleksi terhadap observasi pembelajaran yang telah berlangsung, saya ingin melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang menyesuaikan dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik. Selain itu, perlunya juga penerapan pembelajaran paradigma baru yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang gaya belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Adapun jabaran aksi nyata yang akan kami laksanakan adalah:

  1. Mengadakan asesmen diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik meliputi minat/motivasi belajar, gaya belajar,kesiapan belajar, profil belajar peserta didik serta pemahaman awal atas materi yang akan dijelaskan.
  2. Memodifikasi modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik yang kami temukan.
  3. Menerapkan modul ajar di dalam kelas dengan alur yang sederhana dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  4. Melakukan kesepakatan kelas sesuai dengan saran maupun pernyataan peserta didik sebagai langkah menumbuhkan budaya positif di dalam kelas.
  5. Dalam pembelajaran kami akan menerapkan pendekatan konten, proses, dan produk sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi sehingga kebutuhan peserta didik dapat kami akomdasi.
  6. Merancang pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
  7. Melaksanakan asesmen formatif dan asesmen sumatif jika diperlukan dan melaksanakan refleksi dan tidak lanjut dari setiap pembelajaran.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aksi Nyata Topik 3 Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I di Sekolah Menengah Pertama"

Posting Komentar