Nafas Perempuan di 5 Musim
perempuan melukiskan luka di kanvas hitam malam, ketika sepi merambat perih di sudut hati, air mata telah menjadi tinta luapan rasa
perempuan mengubah rindu di bawah pancaran bening cahaya purnama
ketika kasmaran datang bertandan ke dalam lubuk hati
kerna api asmara mobat mabit membakar rasa
menunggu cinta datang memeluk diri
perempuan mengisahkan duka di setiap musim, dituliskannya dengan tinta tinta kesedihan, sambil menunggu angin pergantian musim datang bertiup di muka jendela jiwa
dengan penuh harap kepada ketulusan cinta
datang mengetuk pintu hati
perempuan mengadu kepada senja
tentang gulana yang berkunjung diam-diam
di ruang bathin jiwanya
sambil menatap resah matahari tenggelam menghitam di balik takdir sunyi cakrawala
perempuan mengalunkan nyanyian cinta
bersama tetes-tetes bening air hujan
yang turun deras dari atas langit
sambil menikmati angin rindu yang berhembus semilir ilir-ilir, dituangkan rerasan hatinya
dalam secarik puisi cinta hanya untuk lelaki kekasih jiwanya seorang saja
Batavia,22/11/2016.02:21___ Dini hari
0 Response to "Nafas Perempuan di 5 Musim"
Posting Komentar