PESANTREN IMPIAN
PESANTREN IMPIAN
Novel ini mengisahkan tokoh yang penuh dengan ambisi dan sifat yang
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan untuk membenahi diri menjadi insan yang
lebih baik di bawah naungan Pesantren Impian. Komponen yang mengambil andil
dalam proyek pembangunan Pesantren Impian pun merupakan orang-orang yang
memiliki masa lalu kelam sehingga proyek ini mereka kenal dengan proyek
penebusan dosa atas kejahatan haram yang pernah ia lakukan hingga pada akhirnya
kekayaan haram itu merenggut orang terkasihnya melalui peristiwa kebakaran. Tak
pelak inilah hal yang menjadi pemicu tokoh kaya itu untuk mengabdikan diri
memperbaiki akhlak manusia yang rusak serta mewadahi peningkatan ilmu
pengetahuan dan pengembangan diri. Selain itu buku ini juga mengisahkan tentang
perjalanan panjang lima belas orang anak manusia yang berlatarbelakang berbeda.
Namun, mereka memiliki tujuan sama untuk memperbaiki diri dengan belajar agama
dan mengisi hari-harinya dengan kesibukan yang bermanfaat. Tokoh yang dimaksud
adalah Inong, Rini, Sissy, Tanti, Ipung, Sri, Butet (orang yang melarikan
narkoba dari Anton King), Eni, Sinta, Santi, Ita, Yanti (dibunuh karena dikira Rini
ketika pura-pura hamil sepulang dari klinik), Evi, Iin, dan Ina (seorang ibu
anak satu tanpa ayah). Mereka hidup dengan penuh cinta dan saling berbagi
cerita dan menjalani keseharian dengan menyenangkan di Pesantren Impian ini.
Yang memperkosa sekaligus berniat ingin membunuh Rini ialah Paklik Kusno (adik
tiri ibunya).
Di kisahkan dalam novel
ini kisah yang begitu runtut dan rumit dari setiap individu yang memiliki andil
di dalamnya dengan sederetan masalah yang begitu kompleks. Dimulai dari sosok
gadis yang terpaksa melakukan aksi pembunuhan di Tiara Hotel untuk mempertahankan
kesuciannya dari lelaki hidung belang tatkala gagal mengelabui laki-laki
tersebut dengann menyuguhi ia minuman yang telah dibubuhi obat tidur.
Selanjutnya Rini yang
terlahir dari keluarga ningrat. Satu diantara mahasiswa tingkat akhir yang berprestasi
di kampusnya. Namun, mencoba mengakhiri kehidupan ketika ia kehilangan kesucian
oleh sesosok yang tak di kenal. Dan pada akhirnya aksi nekatnya tersebut urung
terjadi.
Sissy dengan gaya
glamour dan bebas karena berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi
berkecukupan sehingga karena kurang mendapat perhatian dari orangtua membuat ia
terjerumus pada pemakaian narkoba hingga suatu saat mengalami overdosis. Di
saat yang bersamaan Inong melihatnya di dalam mobil dan memutuskan untuk
mengambil dompet yang berisi uang. Namun, disaat yang bersamaan ada tukang
parkir yang melihatnya sehingga Inong mengurungkan niatannya dan sebaliknya
membantu Sissy yang telah sekarat ke rumah sakit hingga menunggunya sampai
tersadar. Hal ini membutat Sissy menaruh hutang budi terhadap sosok Inong yang
kemudian dianggap sebagai kakaknya.
Dalam perjalanan
perekrutan calon santriwati mereka di undang untuk mengikuti pembelajaran di
Pesantren Impian yang terletak di pulau Lhok Jeumpa. Hal ini juga merupakan
kesempatan untuk mereka mengalihkan perhatian dari sederetan masalah yang
sebelumnya dialami. Di sini mereka banyak belajar, menemukan teman sejati, dan
meningkatkan keimanan pada sang pencipta. Tetapi banyak hal yang harus mereka
hadapi disini mulai dari indahnya persahabatan, kebersamaan, hingga dalam
menghadapi kondisi yang mencekam.
Rini menjalani
hari-harinya dengan penuh cinta dan keikhlasan, meski guratan sosok yang
membuat ia harus memboyong perut yang kian lama kian membuncit sontak sering
mengganggu istirahat malamnya dan rasa penasaran yang senantiasa mengelabui
pikirannya. Sehingga ia memutuskan untuk berbagi kisah dengan teman-temannya.
Seiring waktu berjalan persahabatan mereka kian akrab. Dan pada saat ia sedang
berbagi kisah sontak mereka dikejutkan dengan suara teriakan histeris yang
berasal dari kamar sikembar. Tanpa diaba-aba mereka semua menuju kamar si
kembar. Namun, pada saat berada di depan pintu kamar mereka di hadapkan pada
pintu kamar yang dalam keadaan terkunci. Ina pun berusaha membuka pintu dengan
kawat kecil. Dan pada saat pintu dibuka, telah ditemukan sosok yang nanar
seraya mengacungkan pisau kepada saudaranya seraya mengoceh tidak jelas.
Untunglah di saat yang bersamaan Umar berhasil membekap tangan Santi dari
belakang. Santi pun dilarikan di rumah sakit, dengan terjadinya kisah ini pihak
kepengurusan pesantren impian menyelidiki bagaimana mereka bisa kecolongan ada
santriwati yang membawa barang haram itu kesini. Dan setelah di temukan
pengusutan maka ditemukan bahwa satu diantara santri ada yang membawa barang
haram itu bahkan dalam jumlah yang sangat fantastis mencapai 2 kg. Inilah yang
membuat kelompok Anton King memburu satu diantara santriwati Pesantren Impian
untuk ditawan dan dibunuh.
Kondisi di Surabaya
kian genting dengan diketahuinya sosok yang menodai kegadisan Rini. Maka ibunya
mengusir Paklik dari Rumah untuk mengelabui sorotan publik sehingga keluarganya
dianggap baik-baik saja. Selain itu, ibunya Rini juga meminta Mas Bagus bersama
ibunya untuk tidak tinggal di rumah itu lagi. Berbekal sedikit uang dan
perhiasan yang sempat diambil, Paklik pun membayar orang suruhan ibunya Rini
untuk membebaskannya. Selanjutnya berbekal alamat Pesantren Impian yang ia
ambil dari catatan Rini lalu ia pun mencari alamat yang dimaksud. Namun, dalam
pencarian ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Mujurnya kali ini keadaan
masih berbaik dengannya ia dipertemukan dengan kelompok Anton King yang juga
mencari alamat yang sama.
Ketika berhasil
menemukan Pesantren Impian, Paklik pun mengencarkan rencananya untuk membunuh
Rini. Tapi Allah memang pemilik skenario terindah membuat semuanya tanpa
terduga, sehingga Paklik dengan keyakinan telah berhasil membunuh Rini melalui
orang suruhan dari anak buah Anton King ternyata dugaannya salah. Melainkan
yang dibunuh bukanlah orang yang dimaksud melainkan Yanti lah yang dibunuh,
karena di saat yang bersamaan Rini sedang di bawa ke rumah sakit karena
mengalami kontraksi hebat. Yanti teman sekamarnya yang iseng-iseng menyimpan
kapas diperutnya untuk menyamai diri seperti diri harus meregang nyawa.
Situasi di Pesantren
Impian menjadi sangat mencekam, menakutkan, dan menegangkan. Semua penghuni menyimpan
tanya, menduga-duga, saling curiga, dan berteka-teki dalam pikiran masing-masing.
Sehingga membuat mereka memutuskan untuk pulang lebih awal. Namun, si gadis
berhasil meyakinkan mereka untuk tetap di Pesantren Impian melewati dan
menemukan setiap sudut kemisteriusan yang semakin rumit.
Tak pelak sampai di
sini kondisi menegangkan beruntun dan acapkali terjadi, Eni yang merupakan satu
diantara santriwati yang sebenarnya merupakan Polwan bersama kaum relawan
semakin gencar melakukan pengamanan. Hingga pada suatu malam masuk segerombolan
penyusup dan menyeret tubuh Butet. Untungnya Eni sempat menyelematkan.
Ketika para santriwati
berjalan menyusuri perkebunan, Rini dipanggil oleh sosok Mas Bagus yang
sebelumnya meminta untuk bertemu dengannya namun sontak selalu ditolak oleh
Rini. Reaksi Rini merupakan respon dari surat yang diterimanya dari ibunya
berkaitan informasi mengenai kehamilannya yang disebabkan oleh sosok Mas Bagus.
Maka tatkala melihat sosok Mas Bagus dihadapannya Rini pun naik pitam dan
berlari tak keruan tanpa arah yang jelas hingga tingkah polahnya tertangkap oleh
sosok Paklik yang sememangnya dari awal memang berniat untuk menghabisi Rini.
Namu, Rini yang dalam kedilemaan dan kebencian yang tertanam di pikirannya
setelah membaca isi surat dari ibunya sontak merasa bahwa dengan mengikuti
Paklik itu adalah tempat yang paling aman saat ini.
Dengan langkah gontai
Rini dituntun naik ke sebuah bukit. Mas Bagus dan si Gadis pun tak berang
berusaha mencari keberadaa sosok Rini dengan penuh harap. Sebelum si gadis
berusaha mencari bantuan. Ditengah perjalanan si gadis bertemu dengan sosok
Umar dan orang kampung yang siap dengan peralatan tali-temali untuk
mewanti-wanti jika terjadi kemungkinan maka alat ini akan diperlukan.
Sesampainya di pantai
bebukitan Mas Bagus berhasil menangkap sosok yang tak asing baginya. Sosok itu
ialah Rini dan Paklik. Mas Bagus berusaha menyakinkan dan menjelaskan tentang
apa yang tertulis di surat itu bukanlah fakta yang sesungguhnya melainkan kisah
yang dibuat-buat untuk menutupi aib keluarga. Tetapi apa yang ingin dijelaskan oleh
Mas Bagus sia-sia belaka. Tak lama setelah itu datanglah si gadis, Umar, dan
dua orang pemuda untuk memberikan bantuan. Mas Bagus dan Paklik pun sempat
beradu nyali untuk meyakinkan Rini, sambil Paklik mengayun-ayunkan pisau ke
arah Mas Bagus. hingga akhirnya Rini mempercayai Mas Bagus namun itu telah
menjadi kesia-siaan baginya karena ia telah bersama orang yang salah. Menyadari
Rini telah mengetahui kebenarannya Paklik pun berang lalu sontak menjatuhkan
diri bersama Rini ke lembah yang dibawahnya terdapat batu-batu runcing yang
siap mencabik siapapun yang jatuh kebawah. Dengan sigap Umar menyiapkan tali
temali dan mengikatkankannya pada sebuah batu meski ini merupakan jalan
terakhir yang memiliki kemungkinan berhasil kecil. Namun tak ada salahnya untuk
mencoba. Dan Allah memang maha melindungi Sosok yang pasrah akhirnya berhasil
menggelayutkan tangannya pada batu yang diikat tadi. Seraya melihat sosok
Paklik yang meluncur ke bawah disambut batu runcing menghasilkan siluet merah
yang bertebaran. Umr dan Bagus pun menyelamatkan dengan hati-hati sosok yang kian melemah dan hampir
tak sadarkan diri itu. Si gadis sujud syukur atas kejadian ini.
Sesampainya di klinik
Rini dirawat selang beberapa hari Rini kecil pun lahir ke dunia, ia diberi nama
Fitri. Kondisi di Pesantren Impian kian membaik. Anak-anak pun mulai
beraktifitas seperti biasanya. Namun, ada sederetan permasalahan yang
mengganggu pikiran Butet yakni berkaitan komplotan Anton King yang kapan saja
bisa mencari dirinya kembali. Namun ketakutannya sirna saat ia membaca surat
kabar yang memberitakan komplotan Anton King mengalami kecelakaan menabrak
pulau dengan kecepatan tinggi. Kali ini mereka bisa bernafas lega. Ketika
berita ini diperoleh mereka mendapat kabar duka berkaitan dengan kepergian
Fitri, si putri kecil Rini untuk selamanya.
Sontak wajah bahagia
mereka berubah menjadi muram, si gadis mulai berpikir mungkin kelahiran Fitri
merupakan ending bahagia untuk perpisahan mereka. Ternyata apa yang diasumsikan
si gadis keliru. Ia berharap ending dari perpisahan mereka ialah pernikahan.
Keesokan harinya si gadis mendapat surat tentang kondisi anak-anak dari Nurul.
Maka ia pun memutuskan untuk pulang
lebih awal. Di kesempatan lain Umar mengutarakan akan melamar si gadis kepada
Teungku Hasan. Tentu saja keinginan ini disambut hangat oleh Teungku Hasan
mengingat hal ini merupakan yang telah lama diidam-idamkan olehnya. Namun,
sesampainya di Pesantren Impian ia tidak mendapati si gadis. Lalu ia pun
menghubungi Ustadz Agam dan istrinya untuk meminta membawa si gadis kembali
akhirnya si gadis pun mengiyakan permintaan mereka.
Sesampainya di
Pesantren Impian Umar pun mengutarakan maksudnya dan dengan tangan terbuka si
gadis menerima lamarannya. Lalu mereka pun menikah. Ia pun masing-masing
berbagi cerita tentang kisah kelamnya. Betapa bahagia mereka dapat saling
berbagi, dan tentunya Umar (Teungku Budiman) berbagi denga orang yang lebih
cantik dari Teungku Hasan.
Eni pun berhenti untuk
mengusut kasus pembunuhan yang terjadi beberapa waktu di Tiara Hotel. Dan fokus
menjadi kaum relawan. Begitu juga dengan teman-teman yang lain juga mulai
merajut mimpi yang telah direncanakan saat ia berada di Pesantren Impian.
Kelebihan novel ini :
Disampaikan dengan bahasa yang sederhana, tidak rumit dan
berbelit-belit, sehingga mudah dipahami pembaca.
Kekurangan novel ini :
Adegan kekerasannya kurang seru sehingga menimbulkan kesan greget
diakhirnya. Jika ditambahkan adegan yang lebih wow di bagian penyelamatan Rini
pasti lebih mantap.
0 Response to "PESANTREN IMPIAN"
Posting Komentar