KERA DAN KATAK
KERA DAN KATAK
Pada dahulu kala hiduplah kera dan katak dalam suatu hutan. Pada
suatu hari mereka menemukan batang pisang yang hanyut di aliran sungai. Sang
monyet pun mengajak sang katak untuk menananam pisang tersebut. Karena kera
berpikir bagian atas pisang yang telah memiliki daun pasti cepat tumbuh dan
cepat berbuah maka ia pun mengambil bagian dari atas batang pisang tersebut
sementara sang katak memperoleh bagian bawah batang pisangnya.
Sang katak sangat menyayangi tanaman pisangnya. Ia merawatnya dengan penuh cinta dan rasa syukur. Pisang
itu pun tumbuh subur. Sebaliknya tanaman pisang si monyet semakin hari tidak
mengalami kemajuan sedikitpun bahkan semakin hari kondisi pisangnya semakin
jauh dari ciri-ciri akan mengalami kehidupan.
Melihat kondisi tersebut, si monyet mulai menyusun rencana. Ia pun
mulai mendekati sang katak. Dan pada saat pisang katak buahnya mulai ranum maka
ia pun menawarkan bantuan untuk membantu memetik pisang milik sang katak. Ia pun
memanjat batang pisang milik sang katak dengan gesitnya lantas langsung melahap
pisang tersebut di atas pohon pisang tersebut. Apalah daya sang katak yang
tidak mampu untuk memanjat, ia hanya mampu mendongak pisangnya di lahap sang
kera. Ia pun memohon kepada sang kera untuk memberi separuh bagian buah pisang
untuknya. Namun di jawab ketus oleh sang kera “pisang ini terlalu enak jadi
jangankan isinya kulitnya saja saya tak akan membaginya untukmu”. Sang katak
merasa sangat sedih karena telah dikhianati oleh sang kera lantas ia berdo’a
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar sang kera diberikan teguran atas perilakunya.
Setelah beberapa waktu sang katak yang kecewa pun pergi beranjak
meninggalkan kera yang kalap dengan keegoisannya. Sontak setelah itu hujan
turun laksana tercurah dari langit disertai petir menyambar sahut-sahutan
mengakibatkan pohon pisang yang di panjat sang kera roboh. Belum sampai di situ
kera pun hanyut di bawa arus aliran air yang menggenang dimana-mana. Ia hanya
mampu menggapai-gapaikan tangannya seraya berteriak meminta pertolongan. Tetapi
teriakan yang ia keluarkan sia-sia belaka karena suaranya terkalahkan oleh
suara petir dan halilintar yang saling sambar-menyambar.
Dalam hati sang kera sangat menyesal karena mengabaikan dan tidak
menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Namun, penyesalan selalu
datang terlambat dan ia harus menanggung sendiri akibat dari ulahnya. Dari
kejauhan sang katak hanya bisa melihat apa yang sedang menimpa si kera. Ia pun
tak bisa berbuat banyak untuk membantu sang kera dari hentaman arus air yang
menyeretnya.
0 Response to "KERA DAN KATAK"
Posting Komentar