ASAL MULA BURUNG TEKUKUR


ASAL MULA BURUNG TEKUKUR





Pada suatu ketika hiduplah keluarga kecil yang hidup bahagia di tengah rimba. Konon keluarga mereka hidup dengan mata pencaharian bertani dan berburu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluarga kecil tersebut merupakan pasangan suami istri dan sepasang anak.
Konon, pada suatu hari sang Ibu dan sang Ayah pergi berburu ke hutan. Namun sebelum bertolak berangkat mereka sempat berpesan kepada kedua anaknya mengenai jemuran padi yang sengaja di jemurnya dan tolong di lingkupkan jikalau hujan mengguyur. Dengan santai kedua anak tersebut menyanggupi permintaan ayah dan ibunya. Sang ayah dan ibu pun berangkat dengan suka cita tanpa menaruh keraguan atas kepercayaan yang diberikan pada sang anak.
Tetapi, dikarenakan keasyikan bermain. Dua bersaudara itu melupakan pesan yang telah diamanahkan kepada mereka. Hingga hari berangsur senja dan hujan turun dengan derasnya mereka bahkan tak terlintas sepintas lalu pun mengenai jemuran padi sebagaimana pesan kedua orangtuanya. Hingga akhirnya hari sudah hampir malam, mereka pun beranjak pulang ke rumah setelah lelah bermain. Saat itulah mereka baru teringat mengenai jemuran padi yang di pesan ayah dan ibunya sebelum mereka berangkat berburu ke hutan. Lantas mereka pun menghampiri jemuran padi yang dimaksud. Namun, apa mau dikata semuanya telah terlambat padi yang dijemur sebagian telah dibawa aliran air hujan dan sebagian yang lain telah mengembang karena sudah terlalu lama diguyur hujan. Mereka menelan ludah mengamati lamat-lamat pemandangan yang terhampar dihadapannya. Terbayang wajah kecewa terpancar dari ayah dan ibunya. Mereka pulang ke rumah dengan langkah gontai dan seribu penyesalan di hati.
Setibanya di rumah, dua bersaudara itu memasang wajah memelas lantas menghampiri ayah dan ibunya dengan penuh rasa iba. Mereka mencoba menjelaskan duduk perkara dan meminta maaf atas kecuaian mereka. Tapi, tak telak menimbulkan murka dan kecewa di benak orang tua mereka karena merasa amanah yang mereka berikan tak diindahkan oleh kedua anaknya. Spontan sang ayah merasa sesak dadanya kemudian mengusir dua bersaudara itu dari rumah.
Meski ke dua anak itu menangis dengan penuh penyesalan dan rasa iba tak sedikitpun urung mengubah perkataan sang ayah untuk menarik balik perkataannya lantas mengizinkan mereka untuk terus tinggal bersama mereka lagi. Orangtua itu sudah cukup sakit hatinya sehingga mereka tak sedikitpun menaruh rasa iba kepada kedua anaknya.
Malam pekat tanpa cahaya ditambah lagi dengan guyuran hujan yang tak urung berhenti membasahi badan mereka tak sedikitpun menghentikan langkah kaki kedua beradik ini. Mereka terus berjalan dengan beribu penyesalan di hati memecah lengang hutan belantara. Hingga tanp di sadari mereka telah sampai di tengah rimba, mereka merasa amat kelaparan. Lantas mereka pun mengumpulkan dedaunan dan bebuahan hutan yang bisa di makan sebagai pengganjal perut.
Hari-hari sulit yang mereka lalui membuat fisik mereka terbiasa dengan kondisi alam di hutan yang dingin. Sampai pada akhirnya seluruh tubuh mereka di tumbuhi bulu-bulu layaknya seekor burung. Sang adik dan sang kakak itu pun takjub melihat perubahan fisik mereka lantas seiring berjalannya waktu menerima takdir atas mereka. Dan hidup bahagia di hutan dan di gunung dengan suara bersahut-sahutan “kukur... kukur... kukur...” apabila mereka saling merindukan satu sama lain. Begitulah asal mula burung tekukur.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ASAL MULA BURUNG TEKUKUR"

Posting Komentar