RITUAL ADAT ANTAR AJONG SAMBAS



RITUAL ADAT ANTAR AJONG MASYARAKAT MELAYU SAMBAS


Antar Ajong merupakan satu diantara upacara adat tradisional yang diselenggarakan secara turun-temurun setiap satu tahun sekali oleh masyarakat Melayu Sambas tepatnya di Kecamatan Paloh sebagai persiapan sebelum bercocok tanam. Selain itu, masyarakat setempat juga memercayai ritual adat ini sebagai aktivitas yang dapat membuat tanaman padinya terhindar dari serangan hama dan penyakit. Masyarakat sangat meyakini bahwa segala wabah dan hama sejatinya memiliki roh jahat yang menguasainya. Dengan demikian diselenggarakannya ritual antar ajong maka roh-roh jahat yang bersangkutan dapat ditaklukkan dan tidak mengganggu masyarakat setempat.
Ritual ini biasanya diselenggarakan di Pantai Tanah Hitam, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas dimana waktu pelaksanaan ritual antar ajong biasanya diselenggarakan setiap pertengahan tahun. Penentuan waktu penyelenggaraan Antar Ajong tidak sembarangan melainkan terlebih dahulu harus ada wangsit atau alamat yang diterima oleh pawing dari alam gaib. Hingga saat ini ritual antar ajong masih diyakini warga, sehingga kebanyakan dari warga tempatan masih berpatokan pada prosesi ini untuk memulai musim tanam. Ritual adat ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang.
Antar ajong dalam prosesi ini dapat diartikan sebagai ritual membuang, melepaskan, menghanyutkan sebuah perahu lancing kuning (yang bernuansa warna kuning sebagai lambing khas kesultanan Sambas yang menggambarkan kemakmuran dan keselamatan) dimana didalam perahu yang dihanyutkan berisi beraneka ragam sesajian hasil bumi kelaut lepas. Dengan mengumpulkan roh-roh jahat untuk kemudian mengirimnya pergi berlayar. Adapun prasyarat sesajian makanan yang dihanyutkan kelaut berupa “ratteh”, beras kuning, garam, pisang, kelapa, kue cucur, dan ketupat.
Ritual antar ajong diawali dengan musyawarah dan permohonan do’a, dilanjutkan dengan upacara “Besiak” pada malam sebelum diselenggarakannya antar ajong yang dipimpin oleh seorang pawing dan didampingi oleh Peradi. Upacara Besiak merupakan prosesi untuk menangkap roh-roh jahat untuk dimasukkan kedalam ajong. Proses penangkapan roh jahat tersebut juga dilakukan dengan memanfaatkan roh-roh baik penguasa alam gaib di kawasan setempat yang merasuki pawang. Dalam ritual “Besiak” ini, disediakan panggung kecil berdiri untuk tempat aneka keperluan upacara seperti kemenyan, bara api, “ratteh”, beras kuning, kue cucur, telur, darram-darram, pelepah pinang, mayang pinang, dan pisang. Lantas disediakan satu tong besar air yang sudah ditaburi berbagai jenis bunga di depan para pawang. Air ini digunakan untuk merendam benih padi. Tatkala memanggil roh, peradi dan pawing bersahut-sahutan melantunkan syair dan lagu khusus yang diiringi dengan pukulan gendang dan alat music lainnya. Pertanda bahwa pemanggilan roh halus oleh pawing berhasil tatkala ia bertingkah seperti orang kesurupan.
Selain itu, saat hari puncak karena antar ajong saatini sudah masuk satu diantara pariwisata budaya khususnya untuk Kabupaten Sambas Kecamatan Paloh maka diikuti pula dengan pertunjukan kebudayaan kesenian maupun pertunjukan dan pagelaran pertunjukan-pertunjukan seperti pagelaran tarian timang mayang, timang bubu, timang monyet, radat, zapin, kuda lumping, tandak Sambas, dll.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "RITUAL ADAT ANTAR AJONG SAMBAS"

  1. rasanya kurang puas karena terlalu singkat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe insha Allah the next time lebih di explore lagi yaaaa... terimakasih sudah mampir di blog saya. semoga bisa memberi kebermanfaatan...

      Hapus