Saat Kepergian Beranjak Tanpa Permisi...

dulu... dulu sekali ku pikir aku bisa mengatur impianku. menatap indah bola mata mereka yang mengajarkanku bagaimana berharap hanya kepada sang pemilik takdir, sosok pertama yang ku kenal saat terlahir ke dunia, yang mengajarkanku dengan cinta meski terkadang kubalas luka karna egoku. segala ucap, tindakan, bahkan pula opini yang selalu kuperdebatkan yang menurutku itu biasa saja dan wajar aku berdebat atas sesuatu hal. ku pikir aku anak yang baik-baik saja tanpa mereka, aku bisa berdiri dengan gagah di pendopo sana tanpa perlu merepotkan diri tuk menganggap dan berpaling demi alasanku tak ingin menyusahkan mereka. nyatanya aku terlalu pongah, angkuh, dan sombong. saat waktu itu benar-benar tiba, saat itu ku mulai tersadar jiwaku sejatinya kosong tanpa sosoknya. sosok lelaki pertama yang ku kenal di dunia ini. penuh cinta tak pernah dendam meski lukanya berjuta kali ku buat ternganga. setiap waktuku  yang berlalu penuh penyesalan. dimanapun aku selalu penyesalan tanpa kesudahan selalu menghantui. aku kesal dengan diri selalu egois, mementingkan diri sendiri. tak ada di sampingnya saat ia benar-benar merasa sangat sakit. sedangkan aku sedikit tergigit semut sosok itu sangat mengkhawatirkan diriku. bahkan berkali-kali pula aku sekedar menelpon untuk di dengar ocehanku. aku tak memedulikan terkadang mungkin dia hanya ingin bercerita padaku.tapi seringkali pula ku balas dengan sok sibuknya aku. iya ini semua salahku, bukan mereka atau siapapun yang mungkin membuatku harus bertahan di rantau. harusnya aku yang menentukan semua keinginan ku tanpa peduli apapun yang meski menjadi alasan aku tak ada di sampingnya. merindukan sosok yang telah pergi selamanya terasa sangat menyakitkan lebih dari apapun... semoga selalu tenang di sana pak... semoga dipertemukan kembali di jannah-Nya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Saat Kepergian Beranjak Tanpa Permisi..."

Posting Komentar